Senin, 26 Agustus 2013

ISO 9001 : 2008



ADA APA DENGAN MUTU ?



 •Mutu produk ?
•Mutu pelayanan ?
•Mutu pendidikan ?
•Mutu kerja ?



Konsep Mutu

Tingkat karakteristik produk/ persyaratan yang ditetapkan 




 (ISO 9000:2000)
“MUTU adalah apa yang membuat pelangggan senang “
“MUTU didefinisikan oleh pelanggan”


       Fitness for Use ( J.M. Juran)
       Conformance to Customer Requirements (P.B. Crosby)
       Meeting Customer Expectations (A.V. Feigenbaum)
       Customer Satisfaction (K. Ishikawa)
       Keseluruhan karakteristik dari suatu produk barang/ jasa yang 
       mendukung kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang dinyatakan
       atau tersirat (ISO 8402)
    
        “ Kepuasan Pelanggan = Mutu yang diberikan - Harapan Pelanggan
 



Kebijakan Mutu di Beberapa Regional

Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) mengharuskan semua produk yang masuk berasal dari perusahaan yang sudah “certified QMS-ISO 9000”. ISO 9000 sebagai “double-edge sword” di satu sisi memperlancar harmonisasi standar dalam dunia perdagangan, serta sisi lain standar ini dipakai sebagai alat proteksi;
Beberapa produk Indonesia ditolak dan reekspor di beberapa negara karena tidak memiliki sertifikasi ISO. Oleh karena itu, Indonesia harus mengikuti arus standarisasi produk dan proses ISO;
          Beberapa bantuan hibah dari beberapa negara donor terhalang karena organisasi yang akan menerimanya tidak menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO;
Di ASEAN, Singapura tergolong cepat dalam mengantisipasi perkembangan ISO 9000 bahkan sebelum dipublikasikan. Tahun 1986 Singapura telah memiliki standar yang serupa yaitu SS 308;
Indonesia menggunakan Standar Nasional Indonesia setelah itu





          Pernah ditemukan sikap apatis seorang  Pejabat, apakah kami mampu  menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO?. Jawabnya : kenapa tidak?  Sistem Manajemen Mutu ISO bukan membuat sesuatu yang baru, tetapi membantu  meningkatkan kinerja sesuai rencana mutu yang ditetapkan; Yang sangat diperlukan adalah komitment manajemen puncak untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang.




Pendekatan Penerapan Manajemen Mutu

  •           First party : audit mutu internal (AMI). Institusi/Lembaga/ Perusahaan melakukan audit secara internal. Hasil audit merupakan pengakuan sepihak dari yang bersangkutan 
  •           Second party : audit yang diminta oleh pihak kedua terhadap kualitas mutu dan kinerja pihak pertama;
  •           Third party : sertifikasi mutu yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi sebagai hasil evaluasi atas proses penyelenggaraan sistem manajemen mutu pada suatu Institusi/Lembaga/ Perusahaan.
  •           Sertifikasi mutu merupakan akseptabilitas dari stakeholders, serta pemberian informasi yang handal dan sahih mengenai kualitas penyelenggaraan produksi/pelayanan. Hasil audit merupakan pengakuan yang mewakili pendapat umum dengan standar International, bahwa Institusi/Lembaga/ Perusahaan telah melaksanakan proses produksi/pelayanan dan memberikan hasil sebagaimana mestinya.


PARADIGMA BARU MANAJEMEN PEMERINTAHAN







  •           Komitmen Pimpinan Institusi yang selalu mendorong terjadinya peningkatan kualitas yang   berkelanjutan; 
  •           Pola manajemen yang berdasarkan otonomi (daerah) untuk mendorong terjadinya kualitas    yang berkelanjutan, yang dilandasi kreativitas, ingenuitas (kecerdikan), dan produktivitas aparatur; 
  •           Akuntabilitas/pertanggung jawaban mengenai penyelenggaraan pemerintahan, kinerja, dan hasil sejalan dengan otonomi daerah; 
  •           Sertifikasi mutu yang merupakan akseptabilitas dari stakeholders, serta pemberian informasi yang handal dan sahih mengenai kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan otonomi daerah;
  •            Evaluasi yang merupakan proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis terhadap kinerja penyelenggaraan suatu urusan atau tugas yang dibebankan, dengan menggunakan  sistem pengukuran : kinerja dan kepuasan pelanggan/masyarakat.




Manfaat Penerapan SMM 
Bagi Perusahaan/Instansi Pemerintahan


>        Melalui sertifikasi sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001 : 2008 didapat pengakuan keberhasilan pelaksanaan tugas dari stakeholder yang diwakili oleh lembaga independen yang tidak dapat dibantah oleh pihak lain, karena sertifikat diberikan atas dasar penilaian yang obyektif dan transparan berdasar standar nasional dan internasional.

>        Pemecahan masalah berdasar pendekatan sistem, memudahkan menemukan masalah utama dan pertama dan masalah-masalah lain yang berhubungan dengannya, sehingga dapat dirumuskan pemecahan masalah yang mendasar dan menyeluruh.

>        Sistem manajemen mutu mendukung pencapaian sasaran-sasaran yang ditentukan. Melalui penetapan sasaran-sasaran mutu yang dapat diukur dan  selalu diperbaiki, akan jelas target yang akan dicapai, bagaimana cara mencapainya, dan apa ukuran keberhasilannya. Kejelasan sasaran yang hendak dicapai, kejelasan cara mencapainya, dan kejelasan cara mengukur keberhasilan sudah merupakan suatu keberhasilan.

>        Komitmen manajemen puncak yang didukung oleh keterlibatan seluruh pegawai untuk menerapkan sistem manajemen mutu, menunjukkan bahwa organisasi tersebut adalah suatu organisasi yang belajar (learning organization) 

 >       Spesifikasi produk pelayanan yang jelas menyebabkan masyarakat pelanggan merasakan bahwa hak-hak dan kewajiban-kewajiban mereka diperhatikan dan disampaikan secara transparan, sehingga akan meningkatkan kepuasan pelanggan. 

>        Internal audit dan tinjauan manajemen yang dilanjutkan dengan tindakan koreksi dan pencegahan, menunjukkan bahwa pimpinan organisasi tersebut telah memimpin organisasinya dengan baik.

>        Pengukuran kinerja dan kepuasan pelanggan menunjukkan bahwa ada upaya untuk meningkatkan kinerjanya dan meningkatkan kepuasan pelanggan (continous quality improvement). 

>        Sistem manajemen mutu akan membentuk budaya kerja yang lebih baik yang akan terlihat dari produktivitas, moral, dan disiplin kerja pegawai yang meningkat, dan keluhan pelanggan,  produk jasa yang tidak sesuai yang menurun. 


International Organization for Standardization
 ISO
  
          ORGANISASI
     
          International Organization for Standardization, didirikan 1946 di Geneva, Swiss. Sistem Manajemen Mutu (QMS) ISO diterapkan sejak tahun 1987. Didasarkan pada British Quality Standard BS 5750
 






       
          Dari tahun ke tahun telah terjadi peningkatan yang signifikan terhadap penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO, baik dari pertumbuhan maupun negara menerapkannya



        China merupakan negara yang terbanyak menerapkan Sistem Mnajemen Mutu ISO. Pengaruhnya menunjukkan bahwa China maju pesat dalam industri; Apabila dulu China diibaratkan sebagai "hidden dragon", sekarang "naga China" tersebut telah nampak dengan nyata. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya produk-produk China yang tersebar di seluruh dunia. Pada awalnya memang produk-produk China memiliki kualitas yang tidak begitu baik, tetapi melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO sedikit demi sedikit kualitasnya diperbaiki. Dewasa ini produk-produk China tersebut telah  memiliki kualitas produk yang cukup baik.




  



       Penerapan Sistem Menajemen Mutu ISO tidak hanya untuk produk, tetapi juga untuk bidang Pemerintahan yang bersifat pelayanan seperti : administrasi publik, pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan sosial, pelayananan sosial lainnya. Di Indonesia beberapa Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD), seperti Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Indragiri Hilir telah menerapkan Sistem Manajemen Muto ISO 9001:2008.




Hasil survai ICS-Sucofindo menunjukkan bahwa penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO telah mampu meningkatkan produktivitas karyawan, meningkatkan moral kerja, meningkatkan disiplin karyawan, mengurangi keluhan pelanggan, menurunkan tingkat produk/jasa yang tidak sesuai.









Keluarga ISO 9000:2000 terdiri dari ISO 9000:2005 Sistem Manajemen Mutu Dasar-dasar dan Kosakata; ISO 9001:2008 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan; ISO 9004:2009 Panduan Pengembangan Kinerja; dan ISO 9011:2002 Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu.









Sistem Manajemen Mutu menganut delapan prinsip dasar, yaitu : (1) Fokus Pelanggan; (2) Kepemimpinan; (3) Keterlibatan Sumber Daya (Manusia); (4) Pendekatan Proses; (5) Pendekatan Sistemik; (6) Peningkatan Berkelanjutan; (7) Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta; dan (8) Kerjasama dengan Pemasok.







Konsultan Doktor Syamsul ( KDS ) akan memberikan bantuan berupa Pelatihan dan Penyusunan  Sistem Manajemen Mutu Pelanggan sampai diperoleh Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO dari Auditor Independen. Bantuan bukan hanya sampai diperoleh Sertifikat, tetapi di garansi sampai betul-betul paham penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO tersebut : say what you do, do what you say, prove it, improve it, deliver right thing by right people at the right time, continuous quality improvement.



Penyerahan Sertifikat ISO 9001:2008 kepada Badan Kepegawaian Daerah ( BKD) Kabupaten Indragiri Hilir 
sebagai pengakuan bahwa BKD Kabupaten Indragiri Hilir telah memberikan pelayanan 
sesuai standar pelayanan ISO




Foto keberhasilan meraih pengakuan stakeholder yang diwakili Auditor Independen tentang tingkat pelayanan yang diberikan bersama Konsultan Doktor Syamsul 
dan Pimpinan serta Auditor Independen

5 komentar:

  1. Izin Share-nya Pa'.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih perhatian Anda. Share dalam bentuk apa? Kesulitan saya selama ini, saya sulit memasarkan karena tidak punya link. Pasar sasaran saya adalah Pemda Prov/Kab/Kota ( SKPD/Biro). Bila anda bisa membantu, anda mendapat sharing yang bagus. Saya mengharap tindak lanjutnya. Tks

      Hapus
  2. silahkan ,bila butuh info lebih lanjut boleh hubungi saya. trima kasih

    BalasHapus